Bahasa gaul atau kata gaul di media sosial terus berkembang. Kata gaul adalah kata yang digunakan dalam pergaulan atau percakapan sehari-hari di media sosial, baik dalam status, komentar, atau respons.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahasa gaul adalah dialek bahasa Indonesia nonformal yang digunakan oleh komunitas tertentu untuk pergaulan. Kosakata bahasa slang ini berasal dari berbagai sumber, seperti dialek Indonesia Jakarta, bahasa prokem, bahasa daerah, dan bahasa asing.
Daftar Kata Gaul di Media Sosial
Berikut adalah beberapa contoh kata gaul yang umum digunakan di media sosial:
Wkwk / Haha: Ekspresi tawa, digunakan untuk menunjukkan kegembiraan.
Baper: Singkatan dari ‘bawa perasaan’, digunakan untuk menyatakan bahwa seseorang terlalu sensitif atau terlalu emosional.
Gabut: Singkatan dari ‘gajelas atau buntu’, digunakan untuk menyatakan perasaan bosan atau tidak produktif.
Jomblo: Orang yang tidak memiliki pasangan atau single.
Bucin: Singkatan dari ‘butoh cinta’, digunakan untuk menggambarkan seseorang yang terlalu tergila-gila pada pasangannya.
Woles: Dari kata “selow” yang dibaca terbalik. Artinya ‘santai’. Digunakan untuk menunjukkan perasaan tenang atau rileks.
Mager: Singkatan dari ‘malas gerak’, digunakan untuk menyatakan rasa malas.
Alay: Digunakan untuk menggambarkan perilaku atau gaya yang berlebihan dan tidak sesuai.
Bete: Singkatan dari ‘bosan setengah mati’, digunakan untuk menyatakan perasaan jengkel atau bosan.
Kepo: Singkatan dari ‘kepala orang’, digunakan untuk menyatakan rasa ingin tahu yang berlebihan.
Ngenes: Digunakan untuk menyatakan perasaan sedih atau prihatin.
Mantul: Singkatan dari ‘mantap betul’, digunakan untuk menyatakan kekaguman atau persetujuan.
Anjay: Variasi dari kata ‘anjing’, digunakan sebagai pengganti untuk menyatakan kejutan atau kekaguman. Yang sering digunakan saat ini adalah kata Bjr yang merupakan “perkembangan” dari anjing > anjay > anjir > jir.
Gemesin: Digunakan untuk menyatakan sesuatu yang menggemaskan.
Socmed: Singkatan dari ‘social media’, digunakan untuk merujuk pada platform media sosial.
Pastikan untuk selalu memperhatikan konteks dan audiens sebelum menggunakan kata-kata ini. Beberapa di antaranya mungkin bersifat informal atau bahkan kasar, jadi penting untuk menggunakannya dengan bijak.
